News Library

Resensi Buku : Rumah Kaca

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Sebelum membaca Rumah Kaca ada baiknya, membaca buku karya Pram yang lain yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah sehingga mengetahui tautan cerita dalam buku ini. Merupakan karya akhir Tetralogi Pram, yang menceritakan perjalanan RM Minke yang gagal menjadi seorang dokter namun sukses membangun media “MEDAN” dan pencetus pergerakan negeri melalui Syarikat Dagang Islam, namun dalam buku ini tidak berkisah langsung mengenai Minke namun seorang Manado yang menikah dengan warga Prancis, Paulette dan memiliki beberapa anak serta kesehariannya menjadi komisaris polisi Belanda, yakni Jacques Pangemanann.

Dia begitu mengagumi peran Minke yang begitu berpengaruh dalam organisasi pergerakan hingga akhirnya dibuang ke Ambon dan muncullah beragam tokoh pergerakan lainnya dalam Boedi Moeljo seperti Doweger, Wardi dan Dokter Tjipto. Di dalam buku ini juga menceritakan bagaimana Pangemanann [dengan huruf dobel n] akhirnya tinggal di rumah bekas Minke di Buitenzorg. Saat di situ dia menemukan berbagai tulisan mengenai jati diri Minke beserta karya-karya tulisannya. Dari sinilah akhirnya Pangemanann mengetahui seluk beluk Minke yang sesungguhnya dan begitu mengagumi.

Berkisah pula mengenai bagaimana kepemimpinan Gubernur Belanda kala itu yakni Idenburg yang menangani berbagai pergerakan yang makin marak dan terlibatnya Pangemanann pada sebuah kasus meninggalnya seorang pelacur bernama Rientje De Roo.

Pada akhir cerita ini bagaimana begitu shoknya Nyai Ontosoroh yang telah berpindah warga negara Prancis dan bernama Madame Le Boucq bersama keluarganya tidak bisa menemui Minke saat berkunjung ke Betawi. Minke sendiri telah kembali ke Betawi saat dijemput oleh Pangemanann di Ambon dan sempat menikmati beberapa rangkaian nampak tilasnya saat menginjakkan kaki di Surabaya.

Dalam buku ini lebih dalam menuturkan sepak terjang organisasi pergerakan dan beberapa kisah mengenai Pangemanann, Robert Suurhof serta akhir hidup dari RM Minke. Jika telah membaca karya-karya Pram dari bagian pertama hingga terakhir akan terkesan berbeda. RM Minke diceritakan begitu lengkap di bagian sebelumnya, namun di serial terakhir ini hanya secuil dan begitu melibatkan peran Pangemanann yang begitu dalam. Meski menceritakan lebih banyak tentang sepak terjangnya, namun sangat berhubungan dengan semua kehidupan RM Minke. Bahasa yang disampaikan Pram begitu mudah dipahami dan benar-benar membawa pembaca ke masa tersebut.

Perpustakaan UNAIR memilki 3 seri dalam karya terbesar Pram ini, absen Anak Semua Bangsa dan jika membutuhkan koleksi ini, silakan menuju Ruang Baca Umum Lt 3 di Kampus B dengan nomor 808.83. Karya ini bisa dipinjam secara berkala dan mengikuti prosedur untuk meminjamnya.