News Library

Kuras Air Mata Pustakawan Unair untuk Mewujudkan Mimpi Menulis Buku

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Dengan penuh semangat, Bambang, demikian sapaan akrabnya mendatangi lobi Perpustakaan UNAIR dan menyapa petugas yang ditemuinya sebelum memberikan materi di Ruang Parlinah. Dalam kesempatan emas ini beliau menuturkan betapa terima kasihnya akan peran perpustakaan yang membesarkannya saat ini dimana setiap hari diberikan untuk asupan pengetahuan dengan membaca banyak ragam buku. Bambang Prakoso demikian nama lengkap pemateri dalam kelompok pustakawan ini selain kesehariannya sebagai dosen dan kepala perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma beliau sangat aktif dalam setiap karya penulisan di media bahkan menjembatani penulis dengan penerbit serta terlibat dalam gerakan literasi minat baca. Beliau juga memiliki sebuah taman baca yang bisa dimanfaatkan masyarakat umum setiap harinya. Berbekal inilah, di hari istimewa ini, beliau memberikan materi seputar literasi abad keluhuran dan membaca meningkatkan pengetahuan kesejahteraan.

Bambang, percaya dari membaca selain mencerdaskan juga akan meningkatkan harkat hidup seseorang terutama peningkatan taraf hidupnya. Melalui membaca, setidaknya terhindar dari hal-hal yang menyesatkan bahkan akan mampu memberikan sebuah penilaian yang benar karena bekal dari literasi yang telah dimiliki. Dengan membaca ragam informasi didapatkan, pembaca mampu meperkaya kosa kata dari bacaan yang didapat. Dan bagi seorang calon penulis, ini merupakan bekal yang berharga. Setiap orang bisa menulis, menulis apa saja namun beda hal nya dengan apa yang menjadi fokus dan kajian yang akan dikembangkan. Misi di dalam pelatihan ini mengajak para pustakawan di lingkungan UNAIR untuk menjadi seorang penulis.

Menjadi penulis begitu mudah jika mampu mengetahui pola yang akan ditulis. Dalam agenda ini, Bambang memberikan contoh dengan mengupas satu demi satu pustakawan yang hadir untuk menceritakan tokoh yang menginspirasi kehidupan mereka. Bisa berasal dari orang tua, sahabat ataupun orang lain. Dari sinilah, Bambang, wawancara dimulai. Dari sekian banyak peserta yang hadir, mayoritas orang tua menjadi tokoh panutan mereka dan menjadikan mereka seperti sekarang ini. Cerita yang dituturkan pun mampu menguras air mata baik yang menuturkan dan juga yang mendengarkan. Kisah-kisah yang menggugah rasa emosi ini diharapkan mampu dituangkan dalam media sehingga setiap pembaca nanti yang akan membacanya menjadi terinspirasi.